Terlambat Dikasih Uang Rokok, Wartawan Angkat Berita: Etika Profesi Dipertanyakan
Bangka Belitung – Dunia jurnalistik kembali diwarnai dengan kontroversi. Seorang oknum wartawan dikabarkan mengangkat sebuah pemberitaan bernada miring lantaran merasa terlambat diberi "uang rokok" saat melakukan peliputan. Insiden ini menuai sorotan dari berbagai pihak, termasuk sesama insan pers yang menyesalkan tindakan tersebut.
Kejadian ini bermula saat wartawan dari salah satu media lokal melakukan peliputan di sebuah lokasi kegiatan. Sumber di lapangan menyebutkan bahwa wartawan tersebut sempat meminta sejumlah uang rokok kepada pihak yang bersangkutan. Namun karena terlambat diberikan, yang bersangkutan kemudian menurunkan berita dengan nada negatif terkait kegiatan tersebut.
“Tadi memang ada wartawan datang. Awalnya tidak ada masalah, tapi mungkin karena merasa tidak cepat diberi uang rokok, langsung muncul berita yang nadanya menjatuhkan. Kami tentu kecewa,” ujar salah satu narasumber yang enggan disebutkan namanya.
Tindakan ini dinilai tidak mencerminkan etika jurnalistik. Ketua organisasi wartawan di daerah tersebut menegaskan bahwa wartawan seharusnya bekerja berdasarkan prinsip kebenaran dan kepentingan publik, bukan karena kepentingan pribadi.
“Jika benar alasannya karena tidak diberi uang rokok, itu sangat mencoreng nama baik profesi. Kita harus bisa membedakan antara kerja jurnalistik dan perilaku tidak profesional,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari wartawan yang bersangkutan maupun dari medianya.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya integritas dalam profesi wartawan. Etika dan tanggung jawab sosial seharusnya menjadi landasan utama, bukan kepentingan sesaat yang berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap media
Komentar
Posting Komentar